Percakapan Kilat
“Mau tak jual saja de’ rumahku”
“Kenapa?”
Karena tak ada uang de’ untuk membangun
Setelah hancur lebur diterjang alam
Yang tak kenal ampun
Sejak kapan di sini pak?
Dari tahun 82 de’
Apa laku pak?
Dulu iya de’
Sekarang tidak
Mulutku tertutup rapat
Hanya mataku yang terus menatap nanar
Jauh menerobos keriput jasad
Dan lemah tubuhnya
Dia yang lemah
Di tengah dunia yang hedonis